KEBUDAYAAN ISLAM
untuk persentasi dalam bentuk PPT bisa
klik disini
SECARA umum arti kebudayaan yang sebenarnya ialah suatu hasil daya
pemikiran dan pemerahan tenaga lahir manusia, ia adalah gabungan antara
tenaga fikiran dengan tenaga lahir manusia ataupun hasil daripada
gabungan tenaga batin dan tenaga lahir manusia. Apa yang dimaksudkan
gabungan antara tenaga batin (daya pemikiran) dengan tenaga lahir ialah
apa yang difikirkan oleh manusia itu terus dibiat dan dilaksanakan. Apa
yang difikirkannya itu dilahirkan dalam bentuk sikap. Maka hasil
daripada gabungan inilah yang dikatakan kebudayaan.
Jadi kalau begitu, seluruh kemajuan baik yang lahir ataupun yang batin
walau dibidang apapun, dianggap kebudayaan. Sebab hasil daripada
dayapemikiran dan daya usaha tenaga lahir manusia akan tercetuslah
soal-soal politik, pendidikan, ekonomi, sastera dan seni, pembangunan
dan kemajuan-kemajuan lainnya.
Dan kalau begitu pengertian kebudayaan maka agama-agama diluar Islam
juga bisa dianggap kebudayaan. Ini adalah karena agama-agama seperti
Budha, Hindu, kristen (yang telah banyak diubah-ubah) itulahir hasil
dari pemikiran (ide-ide) manusia. Ia adalah ciptaan akal manusia.
Sebaliknya agama Islam tidak bisa dianggap kebudayaan sebab ia bukan
hasil daripada pemikiran dan ciptaan manusia, bukan hasil budi dan daya
(tenaga lahir) manusia. Agama Islam adalah sesuatu yang diwahyukan oleh
Allah SWT.
Oleh sebab itu siapa yang mengatakan bahwa agama Islam itu kebudayaan
maka dia telah melakukan satu kesalahan yang besar dan bisa jatuh
murtad, karena dia telah mengatakan satu perkara mungkar, yang tidak
seyogyanya disebut. Oleh karena itu, hendaklah kita berhati-hati. begitu
banyak sekali ahli kebudayaan pada masa ini menyuarakan dengan lantang
bahwa Islam adalah kebudayaan dengan alasan bahwa ia adalah cara hidup
atau 'way of life' . Agama islam adalah bukan kebudayaan, sebab ia bukan
hasil daripada tenaga fikiran dan tenaga lahir manusia.
Agama Islam adalah wahyu dari Allah SWT yang disampaikan kepada
Rasulullah SAW yang mengandung peraturan-peraturan untuk jadi panduan
hidup manusia agar selamat di dunia dan akhirat. tetapi agama-agama
diluar Islam memang kebudayaan, sebab agama-agama tersebut adalah hasil
ciptaan manusia daripada daya pemikiran mereka, daripada khayalan dan
angan-angan.
Namun begitu walaupun agama islam itu bukan kebudayaan tetapi ia sangant
mendorong (bahkan turut mengatur) penganutnya berkebudayaan. Islam
bukan kebudayaan tapi mendorong manusia berkebudayaan. Islam mendorong
berkebudayaan dalam berfikir, berekonomi, berpolitik, bergaul,
bermasyarakat, berpendidikan, menyusun rumah tangga dan lain-lain. Jadi,
sekali lagi dikatakan, agama Islam itu bukan kebudayaan, tapi mendorong
manusia berkebudayaan. Oleh karena itu seluruh kemajuan lahir dan batin
itu adalah kebudayaan maka dengan kata-kata lain, Islam mendorong
umatnya berkemajuan.
Agama Islam mendorong umatnya berkebudayaan dalam semua aspek kehidupan
termasuk dalam bidang ibadah. Contohnya dalam ibadah yang asas yaitu
sembahyang. Dalam Al-Qur'an ada perintah :
Terjemahnya : Dirikanlah sembahyang (Al-Baqarah: 43)
Perintah itu bukan kebudayaan karena ia adalah wahyu daripada Allah SWT.
Tetapi apabila kita hendak melaksanakan perintah "dirikanlah
sembahyang" maka timbullah daya pemikiran kita, bagaimana hendak
bersembahyang, dimana tempat untuk melaksanakannya dan lain-lain. Secara
ringkas, kitapun bersembahyanglah setelah mengkaji Sunnah Rasulullah
yang menguraikan kehendak wahyu itu tadi. Firman Allah :
Terjemahnya: Tiadalah Rasul itu berkata-kata melainkan wahyu yang diwahyukan padanya (An Najm: 3-4)
Umpamanya kalau sembahyang berjemaah, kita berbaris, dalam saf-saf yang
lurus dan rapat. Jadi dalam kita melaksanakan barisan saf yanglurus dan
rapat itu adalah budaya, karena ia hasil usaha tenaga lahir kita yang
terdorong dari perintah wahyu.
Dan kalau dilihat dalam ajaran Islam, kita dikehendaki bersembahyang di
tempat yang bersih. Jadi perlu tempat atau bangunan yang bersih bukan
saja bersih dari najis tetapi bersih daripada segala pemandangan yang
bisa menganggu kekhusyukan kita pada saat kita bersembahyang. Maka
terpaksalah kita umat Islam menggunakan pikiran, memikirkan perlunya
tempat-tempat sembahyang yaitu mushalla, surau ataupun mesjid. Apabila
kita membangun surau atau mesjid hasil dari dorongan wahyu "Dirikanlah
sembahyang" itu maka lahirlah kemajuan, lahirlah kebudayaan.
Jadi agama Islam mendorong manusia berkebudayaan dalam beribadah padahal
ia didorong oleh perintah wahyu "Dirikanlah sembahyang" yang bukan
kebudayaan. Tapi karena hendak mengamalkan tuntutan perintah wahyu ini,
maka muncullah bangunan-bangunan mesjid dan surau-surau yang beraneka
bentuk dan didalamnya umat Islam sembahyang berbaris dalam saf-saf yang
lurus dan rapat. Ini semua merupakan kebudayaan hasil tuntutan
wahyu.Begitu juga dengan kebudayaan dalam bergaul dalam masyarakat dalam
Al-Qur'an ada perintah:
Terjemahnya: Hendaklah kamu bertolong bantu dalam berbuat kebajikan dan
ketaqwaan. Dan jangan kamu bertolong bantu dalam membuat dosa dan
permusuhan (Al Maidah: 2)
Perintah ini bukan kebudayaan. Tapi apabila kita hendak mengamalkan
tuntutan dan kehendak perintah maka terbentuklah kebudayaan. Dalam
bermasyarakat dan bergaul serta bergotong royong untuk membuat kebajikan
dan kebaikan serta bergotong royong juga memberantas perkara dosa dan
persengketaan tentulah perlu menggunakan pikiran. Setelah dipikirakan
untuk bergotong royong di tengah-tengah masyarakat, tentulah kita hendak
melahirkan dalam bentuk tindakan dan sikap juga. maka terbentuklah
kebudayaan dalam masyarakat.
Demikian juga dalam Al-Qur'an ada larangan:
Terjemahnya: Jangan kamu dekati zina(Al Isra': 32)
Larangan itu datang dari Allah SWT. Ia adalah wahyu bukannya kebudayaan
karena ia bukan ciptaan akal manusia. Tapi apabila kita hendak
mengamalkan tuntutan perintah ini maka terpaksa kita menggunakan akal
pikiran dan melaksanakannya dalam perbuatan dan sikap. Lalu apa saja
unsur dalam pergaulan yang bisa membawa kepada zina akan kita pikirkan,
dan fisik kita segera mengelakkannya, seperti bergaul bebas antara
lelaki dan perempuan, pandang-memandang dan pembukaan aurat, semuanya
akan kita hindari. Dengan itu nanti akan lahirlah budaya setelah
dipikirkan dan dilaksanakan dalam bentuk sikap dan perbuatan hasil
daripada dorongan wahyu "janganlah kamu dekati zina."
Seterusnya ada hadits yang berbunyi:
Terjemahnya: Hendaklah kamu berniaga karena sembilan persen daripada rezeki itu adalah di dalam perniagaan
Ini adalah perintah (dorongan) daripada Rasulullah SAW yang
hakikatnya daripada Allah juga, supaya umat Islam berniaga. Atas dasar
ini lahirlah fikiran dan perahan tenaga akal dan fisik lainnya ke arah
itu. Dengan itu lahirlah kebudayaan Islam dalam bidang perniagaan. Labih
kuat penghayatan terhadap hadits ini, lebih banyaklah kebudayaan di
bidang perniagaan yang dapt dicetuskan. Ini berarti umat Islam akan
semakin maju. Dalam perniagaan Allah melarang riba, tipu daya, suap dan
lan-lain. Ini adalah dasar-dasar kebudayaan dalam bidang perniagaan.
untuk persentasi dalam bentuk PPT bisa klik disini